Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Rabu, 09 Februari 2011

Kau dan Aku begitu berharga

Posting kali ini adalah puisi.
Mohon maaf sebelumnya, karena aku belum menyelesaikan posting tentang fisika. Tapi insya allah akan aku lanjutkan nanti.

Puisi ini kudapat dari sahabat fb ku. Puisi yang indah. Silangkan menikmati.

Kau dan Aku Begitu
Berharga
Kaki begitu berat
melangkah..
kepala tunduk begitu
mendalam.. dan raga pun meredup
lunglai
Namun yang paling miris,
amat memprihatinkan
adalah sang jiwa, kering
terpasung. Merasa tidak berarti apa-apa. Seolah
sudah tak sanggup
menantang dunia ini
kembali, bahkan untuk
sekedar membuka mata,
meyakinkan bahwa diri ini masih berdiri .
Azab itulah yang terus
mendera hati nan sempit.
Rasanya sulit sekali , hanya
untuk menengok wajah
orang yang telah menjungkalkan batu besar
ke hati kita. Yah, batu
besar yang kian meraksasa
karena hati ini sulit
mengapresiasikannya. Iri
dan dengki.

Dia yang lebih rupawan
dari kita..
maka saat bibirnya
mengulum senyum, justru
amat sakit rasanya hati ini,
menduga itu hanya cari perhatian.
Dia yang lebih pandai dari
kita..
maka saat ia bersanding
memberi tahu kebenaran,
otak ini berontak, keras kepala, mengira itu hanya
buah mulut besarnya
Dia yang lebih rajin
beribadah dari kita..
maka saat tersungkurnya
dalm sujud yang khusyuk, api cemburu ini berkobar,
dia pasti sedang
bermasalah.
Dia yang lebih begini
begitu, mengapa justru
membuat kita makin tersiksa, sakit dalam
buruknya prasangka, dan
makin perih dalam
kesempitan hati.

Mengapa hati??
Noktah-noktah hitam tak
lagi menyisakan hamparan
putih bersih di parasmu.
Hitam yang kian
menggumpal, membeku, kemudian menjadi batu
sandungan bagi
longgarnya jiwa. Sampai-
sampai teganya kau
membunuh ruh dinamisasi
dan harmonisasi hidup tuanmu.

Berprasangka baik dan hati
yang nian menebar energi
positif, apa susahnya??

Hemmm..ternyata
memang sulit
mengamalkannya. Sudah
kubilang, apalagi jika hati
ini masih terpenjara
kesombongan. Jangan pernah bermimpi dunia ini
akan bersatu dan saling
mempersaudarakan, jika
titik kecil atribut ikatan
dengan orang lain yaitu
hati kita, masih amat jauh dari mengedepankan
berprasangka baik

Saudara kita akan menjadi
amat buruk di pelupuk
mata, tak lain tak bukan
karena hati nan kotor telah
berbisik " dia amat buruk".
Itulah kita selama ini. Begini saja, bila kita belum
bisa berprasangka baik
dengannya, apakah masih
sulit jika jika sebaiknya
tidak acuh sama sekali??
Egoisme yang sementara dihalalkan. Sedangkan
yang abadi adalah
kesempurnaan Allah dalam
menciptakan.
Aku maupun kau teramat
sempurna sebagai ciptaanNya. Tidak ada yang
sia-sia dalam
kehendakNya.
Dia seperti itu, biarkanlah.
Karena sebelum ia sendiri
terciptakan, telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz, dia
kan begitu. Biarkan !!

Sekarang bagaimana
dengan kita ?? Menjadi
rendahkah kita bila tidak
seperti dia??

Tidak!! Karena sebelum kita
diciptakan, Tuhan pun telah
menuliskan kita berbeda
dengannya. Maka
syukurilah apa yang telah
ditulis Allah terhadap diri masing-masing.
Karena sekali lagi, kau dan
aku amat berharga sebagai
makhluk Tuhan. :) ^_^

0 Komentar: