Hai friends. Aku balik lagi nih. Masih bertemakan puisi. Aku mau ngelanjutin menulis puisi yang sempat tertunda.
Puisi kali ini menceritakan tentang rasa cinta yang berubah menjadi benci. Mm, ternyata rasa cinta dan benci itu beda-beda tipis ya. Kalo benci bisa jadi cinta, terus cinta bisa jadi benci. Orang bilang sih, jangan terlalu cinta ama seseorang. Ntar rasa cinta itu bisa berubah menjadi rasa benci yang sebanding dengan rasa cinta kita padanya dulu. Aduh, serem juga ya. Tapi aku sih nggak percaya, ya. Karena semua itu yang menakdirkan Allah. Jadi kita sebagai manusia melakukan apa yang terbaik aja
Well ini puisinya. Dibaca ya..
BERUBAH
Semua berubah saat takdir menguak rahasia-rahasia antara kita
Cinta itu berubah menjadi kebecian, amarah yang tak terungkap
Ku tak dapati apa-apa, kau hanya diam
Hingga kini ku harus bungkam
Aku rela kau jauhi diriku
Tak apa bagiku
Walau rasanya sakit dan pedih
Mungkin ini yang terbaik bagimu
Namun disela-sela hitamku
Ku masih mengharapkan
Semua bisa kembali seperti sedia kala
Kau dan aku menjadi sahabat yang tak terpisahkan
Cinta kita untuk persahabatan
Aku rindu saat-saat kita berdua bahagia dengan canda tawa
Tanpa ada rasa suka yang berharga
Aku rindu saat-saat kesedihan kita bendung berdua
Hingga tak ada yang dapat memisahkan kita
Sayang, semua telah berubah
Kau dan aku telah berpisah
Gimana ya? Kalo aku mengenang puisi ini, aku jadi sedih sendiri aja. Aku masih ingat, saat itu aku patah hati. Hubunganku dengan si dia putus ditengah jalan. Kita tak se ide lagi dan orang tuaku melarang hubungan kami. Jadi beberapa hari setelah kita putus, aku diberi tahu temanku kalo, ketika aku dan si dia masih mejalin hubungan, diam-diam dia masih menginginkan mantannya sebelum aku. Jadi aku makin sakit hati karena sikapnya yang tak setia padaku. Tapi syukurlah, sekarang, Allah memberikan yang terbaik untukku. Alhamdulillah.
0 Komentar:
Posting Komentar