Aku prihatin dengan temanku yang tidak kuliah lagi. Dia berinisial "Melati" (nama samaran, 19tahun).
Semenjak Ayahnya sakit, dia jarang ngampus, berdiam diri dan semakin jauh dari teman. Melati semakin hilang pendirian. Dia tidak lagi memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Aku antara mengerti dengan tidak mengerti dengan masalah yang dia miliki. Itu karena dia tidak pernah cerita kepadaku. Aku sebagai sahabat merasa sangat prihatin dan kecewa dengannya. Apa aku tidak dianggap sahabat lagi?
Melati juga tidak pernah lagi membalas sms ku. Aku heran. Apakah dia bisa menahan beban yang mungkin berat itu sendirian? Aku percaya dia pasti butuh teman untuk cerita. Tapi aku tidak pernah diajak untuk bicara. Ya sudah, aku rasa dia belum siap untuk menceritakannya.
Harapan ku semoga Melati cepat sadar bahwa kehidupan nya sekarang ini sudah sangat berbeda dari dahulunya.
0 Komentar:
Posting Komentar