Kecebur di Kolam Kerbau
Iih, dari judulnya memang udah menjijikkan ya. Tapi ini gak sejijik pengalamanku saat BSM (Bakti Sosial Masyarakat). Okeh, aku akan memulai ceritaku dari awal saat persiapan BSM, pukul 02.00 WIB tanggal 22 April 2011.
Semua pakaian yang akan ku bawa ku masukkan dalam koper. Setelah semuanya beres, aku mencoba untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan dikumpulkan selasa depannya. Cukup 15 menit waktu yang aku butuhkan agar mataku mengantuk lagi, akhirnya aku tertidur diatas tempat tidur kesayanganku.
Pukul 05.00 WIB, aku dibangunkan oleh suara getar HP ku. Abangku tahu aja kalo sebenarnya mataku masih ngantuk dan pastinya sulit bangun pagi. Setelah dipaksa-paksa untuk bangun, akhirnya aku bangun dan duduk aja ditepi tempat tidur. Huh, padahal aku masih mengantuk. Tapi, thanks banget buat my best boy karena udah bangunin aku saat aku susah bangun sendiri *lho?! Maksudnya apa? Haha*
Pukul 06.00 WIB, aku siap berangkat ke kampus. Persiapan BSM semalan udah diberesin. Aku tinggal check it out ke Baso. Aku dianterin mama dan abangku ke kampus. Barang-barangku *yang sangat banyak* dibawa abang. Berat pastinya. Makanya aku minta bantuan abang untuk membawanya. *hehe*
Huhu. Perpisahan selama tiga hari itu membuatku sedih. Aku pengen rasanya gak pergi saat itu. Tapi yah, sudah terlanjur menaiki bus ke Baso. Dari jendela, kumelihat mamaku memasang tampang sedih. Aku jadi sedih pula *huhu*. Abangku juga bersedih. Hiks. Aku dan mereka bersedih ria. Hiyaaa. Tiga hari itu berat. Berat sangat. Sangat beraat.. Dan aku memulai kisahku selama tiga hari di Baso.
Hari pertama.
Sesampai di Baso, kami menuruni jalanan yang menurun *ya iya dong. Masa menaiki jalan menurun??! Lho?!* . Mana koperku berat lagi. Aku terpaksa mendorong – mengangkat – mendorong lagi – mengangkat lagi. Jalannya ada yang rata, ada yang enggak. Saat jalanan tidak rata, aku merasakan penderitaan yang sangat-sangat. Minta ampun deh ama tuh koper.
Sesampai diperkemahan, aku dan teman-teman disuruh berkumpul di tempat yang super duper panasnya minta ampun. Itu membuat kepalaku pusing. Mana perutku lapar lagi. Aaargh, cacat!!
Terus, kami mengikuti acara forsia gitu. Asik sih, soalnya acaranya ditenda sih. Jadi adem anyem. Enggak kayak sebelumnya. Hehe. Tapi tapi, setelah itu kami disuruh kerja bersihin tenda. Huft, menyebalkan.
Setelah berbagai acara di siang harinya, menjelang sorenya langit mendung. Kami semua cemas, takut dengan apa yang terjadi nanti. Ternya benar. Hujan semakin deras dan badai menerpa kami. Semua yang ada didalam tenda terpaksa diungsikan. Terutama yang cewek-cewek. Beban koperku terlalu berat sebenarnya bila ku angkat sendiri. Apalagi dalam kondisi gelap gulita yang tak ada penerangan seperti ini. Aku menyusuri tenda satu persatu untuk mencapai lokasi pertolongan pertama. Ditengah perjalanan itulah terjadi hal yang paling mengerikan yang membuat aku shock hingga saat ini.
Aku tidak tahu apa yang aku injak. Lumpur kah? Becek? Atau bahkan Kubangan Kerbau yang ku tertawakan tadi siang? Ternyata aku benar. Tempat paling angker yang ku perhatikan dari tadi siang itu telah membuat kondisiku drop semalaman. Aku tercebur ke kolam kerbau. Ih, baunya gak tahan. Bau tai kerbau. Menjijikan sekali. Aku nangis dan histeris saat aku tahu apa yang terjadi padaku sebelum mencapai tenda pertolongan. Aku tidak punya training lagi. Aku Cuma punya celana levis aja. Dan itu tidak mungkin aku pakai, karena aku masih dalam acara yang mewajibkan menggunakan training.
Malam itu, memang malam yang angker. Untuk pertama kalinya aku menangis ketakutan dan merasakan betapa rindunya aku dengan rumah. Aku merasakan betapa beratnya hidup sendirian di tempat yang baru aku kenal. Mungkin aku tidak sekuat teman-temanku yang ngekos. Mereka sudah terbiasa dengan jauh dari orang tua. Tapi aku? Tidak. Aku tidak sanggup dan bahkan tidak akan sanggup jika ini terulang untuk kedua kalinya.
Hari kedua dan ketiga ku lalui dengan kegiatan-kegiatan yang cukup membosankan. Rasa bosan itu muncul setelah aku mengalami kejadian itu. Seandainya kejadian itu tidak ada, aku pasti menikmati acara demi acara yang telah dipersiapkan senior untuk menyambut juniornya. But for me, still boring.
Hari ketiga, sore itu pukul 4 sore, kami berangkat menuju Padang. Tahu bagaimana suasana hatiku? Senang sekali. Karena aku akan bertemu dengan mama, papa, adik-adikku, adi lagi. Aku berkumpul bersama orang-orang yang kusayang lagi. Aku tidak akan melupakan pengalaman ku itu dan tidak ingin untuk mengulangnya.
Sekian.
0 Komentar:
Posting Komentar