BAB II
Kajian Teori Fisika Nuklir
Reaksi nuklir merupakan proses pengubahan inti atom melalui reaksi
pertukaran dengan partikel-partikel dasar penyusun inti atom. Reaksi nuklir buatan pertama kali dilakukan oleh Rutherford (tahun
1919), yaitu dengan menembaki inti nitrogen dengan partikel alfa yang berasal
dari peluruhan 214Po (Ronald Gautreau, 2006:173)
Pada reaksi nuklir, partikel
datang menumbuk inti target dan keduanya bergabung untuk membentuk inti baru
yang disebut inti majemuk yang bernomor atomik dan nomor massanya merupakan
penjumlahan dari nomor atomik partikel-partikel semula dan penjumlahan
nomor-nomor massanya (Arthur Beiser, 1992:486).
Inti majemuk dapat terbentuk
dengan berbagai cara. Untuk memberikan ilustrasi, Tabel 3.1 menunjukkan enam
reaksi yang menghasilkan inti majemuk (tanda bintang
menyatakan keadaan eksitasi; inti majemuk biasanya tereksitasi dengan jumlah
energi sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat partikel-partikel yang
datang). Inti dan adalah radioaktif-beta
dengan umur paro yang sangat pendek sehingga tak memungkinkan penelitian
terinci dan reaksinya untuk membentuk .
Tabel 2.1. Reaksi Inti yang Menghasilkan Inti Majemuk
+ ® *
+ ® *
+ ® *
+ ® *
+ ® *
+ ® *
A.
Fisi Nuklir
Inti atom terdiri atas proton dan neutron. Semua inti
tidak stabil pada tingkat tertentu. Secara umum, semakin besar inti, semakin
tidak stabil keadaannya. Jika sebuah neutron membentur inti yang tidak stabil,
inti ini akan terbelah menjadi dua inti yang lebih kecil dan lebih stabil. Inti
yang lebih kecil ini memerlukan lebih sedikit neutron untuk membuatnya stabil,
dan biasanya dua atau tiga neutron lepas. Neutron yang lepas ini dapat
menyebabkan pembelalahan inti atom. Dan memulai suatu reaksi rantai. Energi
yang dibutuhkan untuk mengikat seluruh partikel dalam inti yang baru lebih
sedikit daripada jumlah yang diperluan dalam inti asal. Oleh karena itu energi
sisa terlepas berupa panas (Jack Challoner, 2000:46).
Pada reaktor nuklir, ada tiga bahan bakar
yang
dapat berfisi
antara lain: Uranium-235 (U235), Uranium-233 (U233) dan Plutonium-239 (Pu239). Ketiga bahan bakar ini besifat radioaktif tetapi mereka mempunyai massa paruh yang sangat lama.
B.
Fusi Nuklir
Proses fusi pada
dasarnya
adalah
sebuah anti tesis dari proses fisi. Dalam proses fisi,
inti bermasa berat membelah menjadi inti bermasa ringan, sambil melepaskan kelebihan
energi pengikatan. Sedangkan pada reaksi fusi,
inti bermassa ringan bergabung dalam rangka
melepaskan kelebihan
energi pengikatan. Jadi reaksi fusi adalah reaksi umum yang “meminyaki” matahari dan telah dipakai di bumi untuk melepaskan energi dalam jumlah yang besar didalam termonuklir atau bom hidrogen.
Dalam fisika, fusi nuklir (reaksi
termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom bergabung, membentuk
inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi.
Fusi
nuklir
adalah sumber
energi
yang
menyebabkan
bintang bersinar,
dan senjata nuklir meledak.
Proses ini membutuhkan energi
yang
besar untuk menggabungkan inti nuklir,
bahkan elemen
yang
paling
ringan, hidrogen. Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih berat dan netron bebas,
akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan
mereka maka sebuah
reaksi
eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi
sendirinya.
Energi yang dilepas di banyak reaksi
nuklir
lebih
besar
dari
reaksi
kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih besar dari energi
yang
menahan
elektron ke inti atom. Contoh:
energi ionisasi
yang
diperoleh
dari
penambahan elektron
ke hidrogen
adalah
13.6
elektron volt lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh reaksi Deuterium
Tritium (D-T) fusion seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.1. Reaksi D-T Fusion
Di dalam
inti atom tersimpan tenaga
inti (nuklir)
yang
luar biasa
besarnya. Tenaga nuklir itu hanya dapat dikeluarkan melalui proses pembakaran
bahan bakar nuklir.
Proses ini sangat berbeda dengan
pembakaran kimia biasa
yang umumnya sudah dikenal, seperti pembakaran kayu, minyak dan batubara. Besar
energi
yang
tersimpan (E) di
dalam
inti atom adalah seperti
dirumuskan dalam kesetaraan massa dan energi oleh Albert Einstein :
E = mc2
dimana
m : massa bahan (kg)
c
:
kecepatan
cahaya (3x108 m/s).
Energi nuklir berasal
dari perubahan sebagian massa inti dan keluar dalam bentuk panas. Dilihat dari proses
berlangsungnya, ada dua jenis reaksi nuklir,
yaitu
reaksi nuklir berantai
tak terkendali dan reaksi nuklir
berantai terkendali.
Reaksi nuklir tak terkendali terjadi misal pada ledakan bom nuklir. Dalam peristiwa ini reaksi nuklir
sengaja tidak
dikendalikan
agar dihasilkan
panas yang luar biasa
besarnya sehingga ledakan bom memiliki daya rusak yang maksimal. Agar reaksi nuklir yang terjadi dapat dikendalikan secara aman dan energi yang dibebaskan dari reaksi nuklir
tersebut dapat dimanfaatkan,
maka
manusia berusaha
untuk
membuat suatu sarana
reaksi yang dikenal sebagai
reaktor nuklir.
Jadi reaktor
nuklir sebetulnya hanyalah tempat dimana reaksi
nuklir berantai terkendali dapat dilangsungkan. Reaksi berantai di dalam reaktor nuklir
ini tentu sangat berbeda dengan reaksi berantai pada ledakan bom nuklir.
*maaf sementara belum di edit :)
0 Komentar:
Posting Komentar