Lebaran tahun ini sama dengan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Tidak terlalu meriah bagiku. Ngumpul-ngumpul cuma bareng keluarga mama saja di Padang. Nggak ada yang berubah secara signifikan. Agak kecewa, sih. Mama dan papa memutuskan untuk merayakan hari nan fitri ini di tempat yang terpisah. Hal ini disebabkan beberapa pertimbangan yang aku sendiri cukup dewasa untuk menerimanya. Tapi, bukan untuk adik-adikku. Bagi mereka, lebaran adalah momen yang pas untuk bersama dan menghabis banyak makanan dan uang, tentu saja. Haha.
Papaku memutuskan untuk berangkat bersama Fajar (adikku) ke Kota Batusangkar, kampung halaman papa. Sedangkan mama memilih untuk tetap di Padang mengunjungi rumah Bunda (saudara mama paling tua), rumah yang biasa dijadikan tempat untuk berkumpulnya keluarga mama. Bukannya mamaku enggak punya kampung, tapi Bukittinggi itu hanya tinggal nama, bagi keluarga mama, berkumpul bersama keluarga besar itu hanyalah di rumah Bundaku ini.
Liburan lebaran yang hanya 4 hari ini lebih baik di Padang saja, begitulah mamaku bilang. Sedangkan papaku berpendapat, walaupun cuma 4 hari kan cukup untuk lebaran di kampung. Karena ada perbedaan pendapat itulah akhirnya mama dan papa memilih pilihannya masing-masing.
Bagi aku, it's no problem. Mau lebaran dimana juga, aku enggak terlalu tertarik karena aku sendiri (jujur) silahturahim itu cukup sebentar saja asalkan berkualitas dan aku memilih untuk tidak berlama-lama selain di rumah sendiri. Aku nggak terlalu suka keramaian dan kalau aku sempat ikut papa ke kampung buat nginap beberapa hari, aku enggak bisa membayangkan betapa jenuhnya aku. Oleh karenanya, aku memilih untuk ikut mama lebaran di Padang saja karena aku tahu, ngumpul-ngumpulnya palingan cuma satu hari seterusnya kita jalan-jalan.
Okesip, apa yang aku prediksi ternyata benar. Kami di rumah bunda hanya satu hari. Sisanya kami jalan-jalan ke pantai dan jembatan siti nurbaya. Walaupun cuma berempat, tapi aku cukup puas. Ini lebih baik daripada di rumah saja, facebookan atau twitteran. Haha.
Papaku memutuskan untuk berangkat bersama Fajar (adikku) ke Kota Batusangkar, kampung halaman papa. Sedangkan mama memilih untuk tetap di Padang mengunjungi rumah Bunda (saudara mama paling tua), rumah yang biasa dijadikan tempat untuk berkumpulnya keluarga mama. Bukannya mamaku enggak punya kampung, tapi Bukittinggi itu hanya tinggal nama, bagi keluarga mama, berkumpul bersama keluarga besar itu hanyalah di rumah Bundaku ini.
Liburan lebaran yang hanya 4 hari ini lebih baik di Padang saja, begitulah mamaku bilang. Sedangkan papaku berpendapat, walaupun cuma 4 hari kan cukup untuk lebaran di kampung. Karena ada perbedaan pendapat itulah akhirnya mama dan papa memilih pilihannya masing-masing.
Bagi aku, it's no problem. Mau lebaran dimana juga, aku enggak terlalu tertarik karena aku sendiri (jujur) silahturahim itu cukup sebentar saja asalkan berkualitas dan aku memilih untuk tidak berlama-lama selain di rumah sendiri. Aku nggak terlalu suka keramaian dan kalau aku sempat ikut papa ke kampung buat nginap beberapa hari, aku enggak bisa membayangkan betapa jenuhnya aku. Oleh karenanya, aku memilih untuk ikut mama lebaran di Padang saja karena aku tahu, ngumpul-ngumpulnya palingan cuma satu hari seterusnya kita jalan-jalan.
Okesip, apa yang aku prediksi ternyata benar. Kami di rumah bunda hanya satu hari. Sisanya kami jalan-jalan ke pantai dan jembatan siti nurbaya. Walaupun cuma berempat, tapi aku cukup puas. Ini lebih baik daripada di rumah saja, facebookan atau twitteran. Haha.
0 Komentar:
Posting Komentar