Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

Jumat, 01 Februari 2013

Mengajar Efektif



Belajar dan mengajar merupakan hal yang sangat berkaitan, kan ya? Apabila seorang siswa harus mempunyai sikap IQRA agar belajar efektif, maka seorang guru harus mempunyai perilaku mengajar efektif.


Lalu bagaimana dengan perilaku efektif tersebut?



Mari kita lihat satu persatu.


1. Ahli dalam bidangnya
Sebagai seorang pendidik, kita harus ahli dalam bidang yang akan kita ajarkan. Nggak mungkin ya, aku yang berlatar belakang fisika mengajar seni budaya? Hehe. Yaa, karena memang aku bukan ahli pada seni budaya, tapi dalam fisika :)

2. Persiapan dan pengorganisasian yang baik
Sebelum kita memasuki kelas dan mengajarkan siswa kita, kita harus punya persiapan. Persiapan materi, kejiwaan, jurus-jurus untuk menakhlukkan siswa yang usil, dll. Kemudian pengorganisasian berupa organisasi waktu, kegiatan siswa, dll.

3. Materi yang disampaikan dikaitkan dengan kehidupan
Dalam mendidik, kita tidak hanya mengajarkan apa yang menjadi materi pelajaran kita saja, namun juga hal-hal yang berkaitan dengannya. Hal tersebut bisa saja penerapan budi pekerti dan penanaman nilai-nilai karakter didalamnya. Misalnya saat kita belajar Usaha, kita menjelaskan bahwa usaha merupakan hasil perkalian antara gaya dan perpindahan, jadi kalau nggak ada perpindahan berarti cuma gaya doang toh? Hehe

4. Mendorong siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
Hari gini masih ada guru killer? Aduh, capek deh. Come on deh (calon) bapak dan ibu guru, mari kita budayakan sikap ingin tahu dan rajin bertanya kepada siswa, jangan hanya membuat siswa takut bertanya sehingga kita berkesimpulan mereka telah mengerti. Kita sebagai pendidik harus mengajak siswa berpikir kritis. Kita dulu kan juga begitu. Maunya bertanyaa terus sampai semua pertanyaan dalam benak kita habis terjawab. Ada rasa puas dalam hati jika pertanyaan yang diajukan terjawab oleh bapak dan ibu guru kita.

5. Dekat dengan siswa
Bagaimana rasanya kalau teman-teman menyenangi kita? Senang bukan? Begitu juga jika seorang guru didekati oleh siswanya. Wah, rasanya bahagia. Keakraban yang terjalin menghasilkan komunikasi yang lancar. Bagaimana caranya agar kita dapat dengan siswa? Mari kita dengarkan, hargai, kembangkan rasa percaya diri, dan ciptakan suasana tidak takut salah kepada siswa :)

6. Memimpin kelas dengan baik
Yaa kita terlahir sebagai pemimpin (khalifah) dimuka bumi. Sekarang, posisi kita sebagai guru yang memimpin siswanya. Apa yang kita pimpin? Siswa dengan segala kegiatan didalamnya. Jika kita berhasil memimpin siswa kita, maka kita bisa menjadi pemimpin bangsa (presiden) *lho ini apa? Hehe

7. Terbuka
We have to open our self. Buka mata, buka hati, buka kacamata individual kita, dan buka-buka yang lain #eh. Terbuka ini maksudnya kita menerima dengan segala yang ada pada diri kita dan diri siswa kita.

8. Percaya Diri
Kalau nggak percaya diri, bagaimana bisa be teacher for our student? Yaa, percaya diri sangat diperlukan. Walaupun ilmu yang kita punya udah matang (apalagi sampe hangus) tapi kalau didepan kelas ngajarnya "a i u e o" kan sama aja enggak, ya kan? Untuk memaksimalkan perfomance kita didepan kelas, kita harus confident dengan apa yang ada dalam diri kita. Posisikan diri kita sebagai orang yang lebih tahu dari siswa. Ini akan menyebabkan kita leluasa menyampaikan materi. Coba kalau kita menganggap kita kurang dari siswa, tentu kita menganggap mereka sudah tahu dan mengerti semuanya. Lalu apa yang akan kita ajarkan?

9. Humoris
Hidup itu penuh liku-liku bos. Suatu saat kita butuh hiburan yang menghibur. Kalau siswa hanya ditempa dengan rumus-rumus, teori-teori, cerita, fakta, dll tanpa ada sesuatu yang beda, percuma bos. Siswa juga manusia. Butuh senyum apalagi ketawa. Jadi, kalau ketawa rame-rame selama 5 menit juga perlu . Walaupun cuma 5 menit. Oke sip.

10. Berkomunikasi dengan baik
Kita harus dan kudu gunain bahasa yang mudah dimengerti dan tentu sesuai dengan norma yang berlaku. Jangan asal ceplas ceplos emang twitter fufu. I'm sure you know I mean. Hehe

11. Fleksibel
Ini bukan lentur kayak Lufi di One Piece lho ya fufu. We have to open our mind untuk sesuatu yang baru. Sebagai guru kita bisa menempatkan diri in particular time. Kalau siswa lagi butuh teman curhat (cerita die nye lagi berantem ame doi), ya jadilah  sahabatnya, berilah dia nasehat yang berkaitan dengan masalahnya, jangan die cerite masaleh cinte elu pade nerangin tentang hukum newton, gak nyambung kaleee #eeaaa

12. Menyampaikan tujuan belajar
Sebelum menjelaskan materi pelajaran, alangkah baiknya kita sebutkan dulu tujuan belajar. Agar siswa mengerti apa tujuan mereka belajar materi tersebut. Jangan-jangan mereka lagi belajar tentang Gaya, eh malah berkhayal tentang fashion dan style terbaru Syahrini *lho?

13. Memberikan umpan balik
Hal ini berupa reward untuk yang melakukan poin plus, dan hukuman untuk yang melakukan poin minus. Bisa aja, yang remedial nyetor pensil 2B, dan 5 nilai tertinggi dapat pensil 2B dari yang remedial. Adil kan?

14. Adil
Kita harus mengerti siswa inginnya apa. Secara umum, siswa ingin dimengerti, dihargai, dicintai, bernilai, aman bersama gurunya. Dan semua siswa ingin mendapatkan hal yang sama.

15. Antusias
Jika kita menunjukkan sikap ketertarikan terhadap materi yang sedang kita ajarkan, tentu siswa kita juga akan ikut-ikutan antusias. Mereka akan bersemangat layaknya seperti yang kita lakukan. Maka dari itu, antusiasisme itu penting untuk menghidupkan suasana kelas yang ceria :)

0 Komentar: